Siapakah Yang Menghasilkan Allah - Hamburg merupakan kota di bagian utara Jerman yang sangat indah serta tercantum kota terbanyak kedua di Jerman sert
Siapakah Yang Menghasilkan Allah - Hamburg merupakan kota di bagian utara Jerman yang sangat indah serta tercantum kota terbanyak kedua di Jerman serta ketujuh di Uni Eropa. Kota pelabuhan sungai Elbe ini mempunyai tidak kurang dari 40- an buah masjid, banyak di antara lain terpusat di dekat jantung kota serta stasiun utama kereta api( Hamburg Hauptbahnhof) dan halte bis antar- kota serta antar- negara( Zentral- Omnibus- Bahnhof, ZOB). Di dekat seperti itu bertaburan beberapa masjid, tidak terkecuali masjid yang jadi pusat aktivitas ke- Islaman masyarakat muslim Indonesia di Hamburg yang bernaung di dasar payung formal Indonesisches Islamisches Centrum e. V.
Sabtu 10 April 2010 itu cuaca masih dingin, masih di dasar 20°C, tetapi angin dingin yang berhembus memforsir orang menggunakan jaket tebal. Semacam biasa kegiatan sabtu pagi sampai selepas Dzuhur diisi pengajian kanak- kanak, ialah belajar membaca Angkatan laut(AL) Qur’ an serta ceramah Islam dalam bahasa Jerman. Sorenya sehabis Dzuhur giliran diadakan pengajian buat mahasiswa serta anak muda.
Pengajian tersebut banyak mengaitkan dialog 2 arah serta logika mengingat begitulah budaya serta pola pikir warga yang terdapat di Jerman. Di antara yang dibahas merupakan kasus yang mereka hadapi kala bercengkerama dengan sahabat Jerman mereka yang menanyakan seputar agama. Salah seseorang partisipan anak muda, yang baru hendak merambah jenjang kuliah di akademi besar, menanyakan gimana menanggapi persoalan temannya:
“ Jika alam semesta ini diciptakan Tuhan, kemudian siapakah yang menghasilkan Tuhan?”
Nampaknya dikala pengajian berlangsung, si pembicara yang masih mahasiswa kelewat menanggapi persoalan itu. Bisa jadi saking banyaknya permasalahan yang dibahas dan pembicaraan yang memasuki ke mana- mana, sehingga terlupakan. Syukurlah fasilitas komunikasi internet lumayan menolong, serta lekas sehabis pengajian usai, si pembicara melayangkan email menanggapi persoalan yang terlewatkan itu ke partisipan pengajian. Terencana isi jawabannya dipaparkan di mari, dengan iktikad barangkali dapat diambil khasiatnya bila terdapat persoalan seragam di masa mendatang.
Persoalan: Siapakah yang menghasilkan Allah?
Jawaban: Saat sebelum menanggapi persoalan ini, ini ibarat terdapat persoalan dgn logika seragam semacam ini: Kenapa ular kok tidak memiliki 2 kaki, 2 sayap, bulu serta bisa terbang semacam burung? Jawabannya: sebab jika ular memiliki karakteristik semacam burung, ia tidak dinamakan ular, tetapi ya burung.
Kenapa sofa serta meja kok tidak dapat berdialog semacam pembuatnya, tidak memiliki otak, tidak memiliki kemampuan membuat suatu semacam manusia? Jawabannya: ya sebab jika ia memiliki karakteristik serta watak semacam manusia, hingga ia bukan meja ataupun bukan sofa, tetapi makhluk lain, ataupun bisa jadi malah dipanggil manusia.
Kenapa pisang kok tidak memiliki rasa, warna, bau, wujud serta kesamaan dengan Pizza?
Jawabannya: ya sebab jika pisang semacam itu berarti bukan pisang, tetapi ya Pizza.
Sama, siapa yg menghasilkan Allah ataupun Tuhan yang Maha Pencipta? Jawabannya: jika Tuhan itu diciptakan hingga ia tidak diucap Tuhan, tetapi makhluk. Tuhan itu ya yang Maha Pencipta serta tidak diciptakan, abadi, serta Maha Segalanya. Seperti itu konsep Tuhan.
Bila seorang berpikir siapakah yang menghasilkan Tuhan Yang Maha Pencipta, hingga logika berpikirnya yang galat, sebab ini membandingkan Tuhan dengan bukan- Tuhan, membandingkan Pencipta dengan yang diciptakan, serta sebagainya. Ini sama saja dengan logika berpikir galat: kenapa ular kok tidak memiliki organ badan yang sama persis semacam burung, kenapa meja serta sofa kok tidak memiliki keahlian semacam manusia yang buatnya,
mengapa pisang kok tidak semacam Pizza…?
Demikianlah sekelumit cerminan lika- liku pengajian di Hamburg, Jerman. Kondisi budaya, pembelajaran serta pola pikir warga yang hidup di negara itu menuntut tantangan dakwah dengan bahasa, pola pikir, serta pengetahuan yang cocok dengan masyarakatnya. www.irfaniindonesia.com
COMMENTS