Penafsiran Puasa Asyura 10 Muharram serta Hikmahnya

Penafsiran Puasa Asyura 10 Muharram serta Hikmahnya - Bisa jadi banyak orang paling utama umat muslim yang belum mengenali kalau pada bulan Muharram

Bisa jadi banyak orang paling utama umat muslim yang belum mengenali kalau pada bulan Muharram ataupun bulan awal dalam Kalender Islam, umat Islam disunnahkan buat melaksanakan ibadah puasa sunnah ialah puasa Asyura pada bertepatan pada 10 Muharram. Tidak hanya itu terdapat pula puasa Tasua pada bertepatan pada 9 Muharram. 

Apa itu puasa Asyura? 

Rasulullah SAW sangat menyarankan buat mengerjakan puasa sunnah ini sebab hendak memperoleh pahala yang besar.

Penafsiran Puasa Asyura

Dilansir dari novel Puasa, Astrid Herera( 2016: 31), penafsiran puasa Asyura merupakan puasa sunnah yang dicoba di hari ke- 10 di bulan Muharram. Hari ke- 10 di bulan Muharram ialah hari kala Nabi Musa berpuasa selaku bentuk rasa syukur kepada Allah SWT sebab sudah menyelamatkan Bani Israil( Umat Nabi Musa kala itu) dari kejaran musuhnya. Saat sebelum perintah buat harus berpuasa di bulan Ramadhan terdapat, Nabi Muhammad SAW mengharuskan buat berpuasa Asyura tetapi sehabis perintah harus berpuasa di bulan Ramadhan turun, hingga puasa Asyura jadi puasa sunnah, bukan puasa harus.

Hadis Muslim berkata:

“ Puasa yabg sangat afdhol sehabis puasa Ramadhan merupakan puasa pada bulan Allah ialah bulan Al- Muharram.”( HR. Muslim)

Buat membedakan puasa Asyura dengan puasanya orang Yahudi hingga Nabi Muhammad SAW meningkatkan hari berpuasanya ialah pada hari Asyura serta bertepatan pada 9 ataupun diucap dengan puasa tasua.

Hikmah Puasa Asyura

Banyak sekali hikmah yang dapat diambil dari melakukan puasa Asyura di bertepatan pada 10 bulan Muharram ini, di antara lain merupakan:

• Menghapuskan dosa sepanjang satu tahun tadinya cuma dengan mengerjakan puasa sepanjang satu hari, semacam yang dipaparkan oleh Nabi Muhammad SAW lewat suatu hadis yang maksudnya“ Puasa Asyura bisa menghapus dosa- dosa satu tahun yang kemudian.”( HR. Muslim, Tirmidzi, Ibnu Majah serta Ahmad)
• Tidak menyerupai kalangan Yahudi yang pula berpuasa pada haru Asyura, sebab itu Rasulullah SAW memerintahkan kepada para umatnya buat mengerjakan puasa sunnah di bertepatan pada 9 serta 10 bulan Muharram ataupun puasa Tasua serta Asyura.
• Hikmah berikutnya yang dipaparkan kalau bila kita mau melakukan puasa Asyura kemudia didahului dengan puasa tasua hingga ialah wujud kehati- hatian karen ditakutkan kalau hilal menurun sehingga terjalin kesalahan dalam menetapkan hitungan, hari kesembilan dalam penanggalan sesungguhnya telah hari kesepuluh.